Manfaat Puding bagi Tubuh Kita
Puding terbuat dari Agar-agar yang sangat bermanfaat bagi
kesehatan kita, karena serat yang terkandung di dalamnya. Salah satu fungsi
serat adalah untuk membersihkan usus, dengan cara memperlancar metabolisme.
Dengan lancarnya metabolisme, tubuh akan menjadi lebih sehat, fungsi alat-alat
pencernaan berjalan dengan baik, sehingga tubuh lebih bugar, sehat dan tidak
mudah sakit. Belum lagi fungsinya yang mengenyangkan, namun tidak menggemukkan.
Untuk itu, Puding sangat disarankan sebagai pengganti snack
yang berkarbohidrat tinggi karena fungsinya tersebut, dan lagipula Puding dapat
dikonsumsi sesering mungkin.
Puding yang sehat dibuat menggunakan bahan-bahan alami,
seperti gula pasir murni, tanpa bahan pengawet, dan penambah rasa. Semakin alami
bahan-bahan yang dipakai, semakin mempertinggi khasiat puding bagi tubuh kita.
Puding adalah jenis penganan yang banyak digemari oleh
siapapun. Rasanya yang lembut ketika dimakan, warnanya yang eye catchingpun
sangat menggugah mata kita.
Bahan utama dalam pembuatan puding adalah agar-agar. Untuk
kesehatan, banyak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan dari agar-agar. Puding
juga disarankan sebagai pengganti snack yang mengadung karborhidrat.
Rata-rata semua orang tahu bahwa agar-agar dibuat dari
rumput laut jenis gracilaria sp atau gelidium sp. Diolah dengan proses yang
cukup panjang sampai kemudian menjadi serbuk agar-agar atau agar-agar batangan
seperti yang sering kita lihat di pasaran.
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa rumput laut adalah
bahan pangan berkhasiat, berikut beberapa diantaranya:
Antikanker. Penelitian Harvard School of Public Health di
Amerika mengungkap, wanita premenopause di Jepang berpeluang tiga kali lebih
kecil terkena kanker payudara dibandingkan wanita Amerika. Hal ini disebabkan
pola makan wanita Jepang yang selalu menambahkan rumput laut di dalam menu
mereka.
Antioksidan. Klorofil pada gangang laut hijau dapat
berfungsi sebagai antioksidan. Zat ini membantu membersihkan tubuh dari reaksi
radikal bebas yang sangat berbahaya bagi tubuh.
Mencegah Kardiovaskular. Para Ilmuwan Jepang mengungkap,
ekstrak rumput laut dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Bagi pengidap stroke, mengkonsumsi rumput laut juga sangat dianjurkan karena
dapat menyerap kelebihan garam pada tubuh.
Makanan Diet. Kandungan serat(dietary fiber) pada rumput
laut sangat tinggi. Serat ini bersifat mengenyangkan dan memperlancar proses
metabolisme tubuh sehingga sangat baik dikonsumsi penderita obesitas.
Karbohidratnya juga sukar dicerna sehingga Anda akan merasa kenyang lebih lama
tanpa takut kegemukan. Agar-agar adalah makanan penyelamat bagi orang yang
bermasalah dengan kegemukan.
Koloid
Pengertian Koloid Thomas Graham (1805-1809), dalam penyelidikannya mengenai difusi larutan melalui membran telah membedakan koloid dengan kristaloid. Dari pengamatannya ternyata partikel zat dalam larutan ada yang berfungsi cepat dan lambat. Zat-zat yang mudah terdifusi umumnya membentuk kristal dalam keadaan padat, sehingga ia menyebutnya kristaloid. Contohnya NaCl dalam air. Istilah ini tidak populer karena ada zat yang bukan kristal tetapi mudah berdifusi misalnya HCl dan HNO3. Sedangkan zat-zat yang sukar berdifusi seperti lem, agar-agar, putih telur dinamakan koloid. (Bahasa Yunani kolla = perekat)Menurut Graham kecepatan difusi suatu zat dipengaruhi oleh massa partikelnya. Makin besar massa partikel makin kecil kecepatan difusinya. Ada hubungan antara massa dan ukuran partikel. Bila massa partikel besar berarti ukurannya besar, demikian sebaliknya.
Ukuran partikel larutan sangat kecil, sehingga tidak dapat diamati oleh mikroskop, dan dapat melalui kertas saring maupun membran. Partikel koloid ukurannya terletak antara larutan dan suspensi, sehingga masih cukup kecil nutuk menembus kertas saring biasa, tetapi cukup besar untuk melewati membran atau filter ultra. Berbeda dengan larutan, partikel koloid dapat terlihat dengan mikroskop ultra.
Perbedaan antara larutan, koloid dan suspensi :
Pentingnya Kimia Koloid
Karena kebanyakan zat dapat berada dalam keadaan
koloid, semua cabang ilmu berkepentingan dengan kimia koloid dalam satu atau
lain cara. Semua jaringan hidup bersifat koloid. Banyak reaksi kimia yang
kompleks yang perlu untuk kehidupan, harus ditafsirkan secara kimia koloid.
Bagian kerak bumi yang dikatakan sebagai tanah yang bisa dicamgkul terdiri dari
bagian-bagian yang bersifat koloid; oleh karena itu ilmu tanah harus mencakup
penerapan kimia loloid pada tanah. Dalam industri, ilmu koloid penting dalam
industri cat, keramika, plastik, tekstil, kertas dan film foto, mentega, keju
dan makanan lain, dan sejumlah besar produk lainnya. Proses seperti memutihkan,
menghilangkan bau, menyamar, mewarnai dan pemurnian serta pengapungan bahan
galian, melibatkan adsorpsi pada permukaan materi koloid dan karena itu
berkepentingan dengan kimia koloid.
Tipe Sistem Koloid
Dalam campuran homogen dan stabil yang disebut
larutan, molekul, atom ataupun ion disebabkan dalam suatu zat kedua. Dengan
cara yang agak mirip, materi koloid dapat dihamburkan atau disebarkan dalam
suatu media sinambung, sehingga dihasilkan suatu dispersi (sebaran) koloid atau
sistem koloid. Selai, mayones, tinta cina, susu dan kabut merupakan contoh yang
dikenal. Dalam sistem-sistem semacam ini, partikel koloid dirujuk sebagai zat
terdispersi (tersebarkan) dan materi kontinu dalam mana partikel ini tersebar
disebut zat pendispersi
Penggolongan Koloid
Koloid dapat digolongkan berdasarkan bentuk
partikelnya, cara pembentukannya, interaksi antara kedua fasa dan perubahannya
menjadi bukan koloid.
a.
Bentuk Partikel
Dari segi bentuk partikel koloid dapat berupa:
- Lembaran (laminar)
- Serat (fibrilar)
- Butiran (korpuskular)
b.
Cara Pembentukannya
Berdasarkan cara pembentukannya koloid dibedakan
menjadi koloid dispersi, koloid asosiasi dan koloid makromolekul.
1. Koloid dispersi, yaitu koloid yang terbentuk dari penyebaran
(dispersi) partikel-partikel kecil yang tidak larut dalam medium (fase pendispersi)
dengan membentuk agregat-agregat molekul atau atom yang sangat banyak.
Contohnya: dispersi koloid emas (Au) dan belerang (S).
2. Koloid asosiasi, yaitu koloid yang terbentuk dari gabungan
(asosiasi) molekul-molekul kecil, atom atau ion yang larut dalam medium
sehingga membentuk agregat-agregat molekul yang disebut misel. Contoh: larutan
sabun dan detergen.
3. Koloid makromolekul, yaitu koloid yang terbentuk dari molekul
tunggal yang sangat besar (makromolekul). Contoh: protein dan polimer tinggi
seperti karet dan plastik.
c. Interaksi dengan medium
1. Koloid Irofil, yaitu koloid yang mempunyai daya tarik kuat dengan
medium pendispersinya, sehingga sulit
dipisahkan (stabil).
2. Koloid Irofob, yaitu koloid yang daya tariknya kecil terhadap medium
pendispersinya, sehingga cenderung memisah (tak stabil).
d. Perubahan bentuk
1. Koloid reversibel, yaitu koloid yang dapat berubah menjadi bukan
koloid demikian pula sebaliknya. Contoh: susu bubuk dan plasma darah kering.
2. Koloid irreversibel, yaitu koloid yang setelah berubah menjadi
bukan koloid tidak dapat menjadi koloid kembali. Contoh: sel belerang dan sel
emas. (Estien Yazid, 2005)
Sifat-sifat Koloid
Koloid mempunyai beberapa sifat yang berbeda dengan
larutan. Sifat khusus koloid timbul akibat ukuran partikelnya lebih besar
daripada larutan. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Sifat Fisika
Sifat-sifat fisika koloid berbeda-beda tergantung
jenisnya. Pada koloid hidrofob sifat-sifat seperti rapatan, tegangan muka dan
viskositas hampir sama dengan medium pendispersinya. Sedangkan koloid hidrofil
karena terjadi hidrasi. Sifat-sifat fisikanya sangat berbeda dengan mediumnya.
Viskositasnya lebih besar dan tegangan mukanya lebih kecil.
2.
Sifat Koligatif
Suatu koloid dalam medium cair juga mempunyai sifat
koligatif. Sifat ini hanya bergantung pada jumlah partikel koloid bukan pada
jenisnya. Sifat-sifat koligatif koloid umumnya lebih rendah daripada larutan
sejati dengan jumlah partikel yang sama. Sifat koligatif berguna untuk
menghitung konsentrasi atau jumlah partikel koloid. Kecuali pengukuran tekanan
osmosa, dipakai untuk menetapkan berat molekul rata-rata koloid makromolekul.
3.
Sifat Optis
Pada tahun 1869, Tyndall menemukan bahwa apabila suatu
berkas cahaya dilalukan pada larutan koloid, maka berkas cahaya tadi akan
tampak. Tetapi apabila berkas cahaya yang sama dilakukan pada larutan sejati,
berkas cahaya tadi tidak kelihatan. Efek ini dikenal sebagai efek Tyndall.
4.
Sifat Kinetik
Selain menunjukkan efek Tyndall, partikel koloid
bila diamati dibawah mikroskop ultra nampak sebagai bintik-bintik bercahaya
yang selalu bergerak secara acak dengan jalan berliku-liku. Gerakan acak
partikel koloid dalam suatu medium pendispersi ini disebut gerakan Brown.
Partikel zat terlarut akan mendifusi dari larutan yang
konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah. Difusi erat
kaitannya dengan gerakan Brown, sehingga dapat dianggap molekul-molekul atau
partikel-partikel koloid mendifusi karena gerakan Brown.
Partikel-partikel koloid mempunyai kecenderungan untuk
mengendap karena pengaruh gravitasi bumi. Hal tersebut bergantung pada rapat
massa partikel terhadap mediumnya. Jika rapat massa partikel lebih besar dari
medium suspensinya, maka partikel tersebut akan mengendap. Sebaliknya bila
rapat massanya lebih kecil akan mengapung.
5.
Sifat Listrik
Permukaan partikel koloid mempunyai muatan listrik
disebabkan terjadinya ionisasi atau penyerapan ion-ion dalam larutan. Akibatnya
partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik. Bergeraknya
partikel-partikel koloid oleh pengaruh medan listrik ini disebut
elektroforesis.
6.
Koagulasi
Suatu koloid bila dibiarkan dalam waktu tertentu akan
tergantung oleh gaya gravitasi bumi, sehingga antara partikel dapat saling
bergabung membentuk gumpalan yang akan mengendap didasar wadah. Peristiwa
pengendapan atau penggumpalan partikel-partikel koloid ini disebut koagulasi.
7.
Adsorpsi
Partikel koloid mempunyai permukaan luas, sehingga
mempunyai daya adsorpsi yang besar. Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan suatu
zat, ion atau molekul yang melekat pada permukaan. Sedangkan bila penyerapan
sampai ke bawah permukaan disebut absorpsi. Absorpsi adalah proses penyerapan
oleh suatu benda baik berupa padatan atau cairan yang langsung keseluruh bagian
benda itu. (Yazid, 2005)
Beberapa Macam
Koloid
1. Sol
Sol adalah dispersi koloid dimana partikel padat terdispersi dalam cairan.
Sol dibagi menjadi dua, yaitu:
a.
Sol liofil
Pada sel liofil partikel-partikel padat akan menyerap molekul cairan (suka
pelarut). Jika pelarutnya air disebut sol hidrofil.
b. Sol liofob
Pada sel liofob partikel-partikel padat tidak menyerap
molekul cairan (tidak suka pelarut). Jika pelarutnya air disebut hidrofob.
Pembuatan sol
-
Cara dispersi
Dilakukan dengan memecah atau menghaluskan butir-butir
yang lebih besar (suspensi) menjadi butir-butir yang lebih kecil sesuai ukuran
koloid.
- Cara kondensasi
Pembuatan koloid dengan mengubah partikel-partikel
kecil (larutan) menjadi partikel besar berukuran koloid.
- Pertukaran pelarut
Suatu koloid dibuat dengan menukar atau menambahkan
pelarut lain ke dalam larutan. Agar terbentuk koloid zat terlarut harus tidak
larut dalam pelarut yang ditambahkan dan kedua pelarut harus bercampur
sempurna.
- Pendinginan berlebih
Suatu campuran yang terdiri dari pelarut air dan
organik didinginkan, sehingga salah satu komponennya dapat membeku membentuk
koloid.
2.
Emulsi
Emulsi adalah dispersi koloid dimana zat terdispersi
dan medium pendispersi merupakan cairan yang tidak saling bercampur. Agar
terjadi suatu campuran koloid, maka harus ditambahkan suatu bahan yang disebut
zat pengemulsi atau emulgator.
Pembuatan emulsi
Cara sederhana untuk membuat emulsi adalah
mencampurkan kedua zat cairan dengan emulgator dalam sebuah botol dan
mengocoknya. Tetapi cara ini kurang sempurna. Untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik dapat dilakukan dengan mengocoknya secara bergantian
(selang-seling). Pertama, mencampur salah satu fase dispers dengan emulgator
dan mengocoknya hingga sempurna. kedua, mencampur dengan dispers medium lainnya
kemudian mengocoknya secara bersama-sama atau menambah sedikit demi sedikit
sambil mengaduknya.
3.
Gel
Gel adalah sol liofil berbentuk setengah padat. gel
ini dibagi dua yaitu gek elastis dan non elastis.
-
Gel elastis (kenyal)
Gel ini setelah
dihilangkan airnya (didehidrasi) dapat dibentuk kembali menjadi gel dengan
penambahan air. Gel kenyal dibuat dengan melarutkan sel liofil dalam aor panas.
Setelah dingin akan terbentuk gel kenyal.
-
Gel non elastis (tak kenyal)
Setelah didehidrasi gel ini tidak dapat diubah menjadi
gel kembali dengan penambahan air. Dehidrasi sel ini membentuk bubuk. Gel tak
kenyal dapat diperoleh dengan mencampurkan larutan garam silikat dengan HCl.
Pemurnian Koloid
1.
Dialisis
Dialisis adalah proses pemurnian atau penyaringan koloid dari ion-ion
penggangu dengan menggunakan membran yang bersifat selektif.
2.
Elektrodialisis
Elektrolisis adalah proses pemurnian koloid dengan memaksa ion-ion
pengganggu melewati pori-pori semipermeabel dengan bantuan medan listrik.
3.
Ultrafiltrasi
Ultrafiltrasi
adalah pemurnian koloid dengan menyaring koloid menggunakan penyaring khusus dari
membran. Untuk mempercepat proses penyaringan biasanya digunakan tekanan (pompa
vakum). Pompa vakum digunakan untuk mempercepat suatu proses penyaringan koloid
yang susah disaring dengan penyaring biasa atau memerlukan waktu yang lama jika
dengan menggunakan penyaring biasa, misalnya suatu koloid berbentuk gel.
(Yazid, 2005)